Selamat bertemu kembali sobat! Jika sebelumnya kita sudah membahas mengenai Penerapan Data Flow Diagram (DFD) maka kali ini kita akan membahas mengenai sejarah Akuntansi khusunya di Indonesia. Nah, Sebelum kita melihat kembali bagaimana sejarah mengenai Akuntasi dari beberapa periode waktu, alangkah baiknya kita berkenalan dulu dengan apa sih Akuntansi itu?
Baik, langsung saja!
Apa itu Akuntansi?
Salah satu rumusan mengenai pengertian Akuntansi yaitu oleh Accounting Principles Board (APB) dan American Institute Of Certifed Public Accountant (AICPA) pasa tahun 1970 adalah :
"Accounting is a service activity, its function is to provide quantitative information, primarily finacial in nature, about economic entities that is intended to be useful in making economic decisions, in making reasoned choices among alternative course of action."
Yaitu Akuntansi sebagai suatu aktivitas atau kegiatan pelayanan, yang fungsinya terutama untuk memberikan informasi kuantitatif, bersifat keuangan, dari suatu entitas ekonomi dengan maksud berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi dalam memilih secara bijak diantara alternatif tindakan.
Bila kita memberikan rumusan pengertian berdasarkan pendekatan sistem, maka dapat dikatakan:
Akuntnsi adalah suatu sistem keuangan, yang bertujuan untuk menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan bagi berbagai pihak yang berkepentingan.
Akuntansi sebagai suatu sistem informasi keuangan secara teori dan praktik dapat dibedakan menjadi:
- Akuntansi Sektor Mikro
- Akuntansi Bisnis
- Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
- Akuntansi Manajemen (Manajement Accounting)
- Akuntansi Pajak (Tax Accounting)
- Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
- Akuntansi Organisasi Nirlaba ( Accoounting for Non-for-profit Organization)
- Akuntansi Sektor Makro
- Akuntansi Pemerintahan (Governmental Accounting)
- Akuntansi Pendapatan Nasional (National Income Accounting)
- Akuntansi Lingkungan (Environmental Accounting)
Sejarah Akuntansi di Indonesia
Awal mula Akuntansi di Indonesia
Perkembangan akuntansi di Indonesia dipengaruhi oleh kehadiran penjajah Belanda pada abad ke-17. Pada tahun 1908, Didirikan Nederlandsch Indische Accountants Vereeniging (NIAV) sebagai organisasi profesi akuntansi pertama di Indonesia. Organisasi ini bertujuan untuk mengatur dan mengembangkan profesi akuntansi di wilayah Hindia Belanda.
Pada masa kolonial, akuntansi di Indonesia mengadopsi metode akuntansi yang digunakan oleh Belanda. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan bahasa dan istilah dalam akuntansi yang didasarkan pada standar akuntansi Belanda. Pada masa itu, akuntansi lebih fokus pada pencatatan transaksi perdagangan dan pengelolaan keuangan kolonial.
Awal Mula Akuntansi Dikenal Rakyat Indonesia
Kita telah melihat Bagaimana sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia tidak bisa lepas dari pengaruh penjajahan Belanda. Sebab, bangsa Belanda yang menjajah Indonesia pada masa itu, telah mengenal teori dan praktik akuntansi yang mulai berkembang luas usai perang dunia II.
Tepatnya pada tahun 1642, rakyat Indonesia sudah mulai mengenal sistem pembukuan. Pada masa itu, masyarakat Indonesia melakukan kegiatan akuntansi berupa kegiatan perhitungan untung dan rugi untuk hasil dagangnya. Cara yang dilakukan masyarakat itu didapat dengan meniru para pedagang dari luar negeri yang melakukan kegiatan perdagangan di Indonesia. Selain Belanda, negara yang mengenalkan akuntansi khususnya sistem pembukuan di Indonesia adalah Portugis.
Setelah sistem pembukuan masuk ke Indonesia, dari sanalah bagaimana sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia terus berlanjut. Salah satu buktinya yakni adanya pembukuan yang tercatat pada tahun 1747.
Penerapan Sistem Akuntansi dari Masa Penjajahan
Bagaimana sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia bermula dari masuknya sistem pembukuan pada zaman penjajahan di tahun 1642. Kemudian, tahun 1747 ditemukan praktik sistem akuntansi pertama di Indonesia.
Praktik tersebut dilakukan oleh salah satu perusahaan di Jakarta yakni perusahaan Amphioen Societiet. Perusahaan tersebut menggunakan sistem pembukuan ganda atau double entry yang pertama kali dikemukakan oleh Luca Pacioli.
Sistem pembukuan double entry memiliki rumusan dasar yang berbunyi, total aset perusahaan adalah modal pemilik ditambah jumlah kewajiban seluruh. Pada sistem ini mengakibatkan adanya ketidakseimbangan dan pengeluaran.
Sistem ini juga menjadi dasar untuk menyusun laporan keuangan suatu perusahaan. Laporan tersebut dilakukan secara berkelanjutan dan setiap transaksi perusahaan termasuk keuntungan dan kerugian, dicatat dengan rinci. Sehingga, pada masa itu sistem double entry dipilih sebagai sistem pembukuan.
Selain detail, sistem yang dikenal oleh bangsa Belanda ini juga dapat memeriksa kesalahan. Sehingga, laporan keuangan yang dihasilkan dengan menggunakan sistem ini menjadi lebih akurat.
Perkembangan Akuntansi Tahun 1907
Bagaimana sejarah perkembangan akuntansi di Indonesia selanjutnya ditandai dengan berkembangnya sistem auditing. Tahun 1907, Indonesia sudah mulai mengenal sarana pengendalian keuangan yang biasa dikenal dengan sistem auditing atau disebut juga dengan sistem pemeriksaan.
Van Schagen, seorang anggota NIVA menjadi pelopor sistem auditing di Indonesia. Pada tahun 1915, akuntan jawatan negara mulai didirikan, kedatangan Van Schagen saat itu menjadi awal mula berdirinya jawatan tersebut.
Tiga tahun berselang, pada tahun 1918 Frese dan Hogeweg mendirikan kantor akuntan publik. Kantor tersebut menjadi kantor akuntan publik pertama yang didirikan di Indonesia. Meskipun didirikan di Indonesia, pada masa itu kantor tersebut digunakan oleh perusahaan Belanda yang ada di Indonesia.
Kantor tersebut didirikan sebagai lembaga yang mengendalikan sistem keuangan perusahaan Belanda pada masa itu. Sedangkan Indonesia yang sudah mengenal sistem auditing sejak tahun 1907 belum dapat menerapkan sistem tersebut, sehingga Indonesia hanya menggunakan sistem pembukuan.
Periode Kemerdekaan
Setelah Indonesia meraih kemerdekaan pada tahun 1945, dibentuklah Perhimpunan Akuntan Indonesia (PAI) pada tahun 1957. PAI berperan sebagai wadah bagi para profesional akuntansi di Indonesia dan bertujuan untuk mengembangkan standar akuntansi nasional.
Pada era kemerdekaan, perkembangan akuntansi di Indonesia lebih terfokus pada pembangunan ekonomi nasional. Pemerintah Indonesia melalui Bapindo (Bank Pembangunan Indonesia) memainkan peran penting dalam penerapan akuntansi dalam pembangunan ekonomi. Laporan keuangan yang akurat dan transparan diperlukan untuk membangun kepercayaan investor dalam investasi di Indonesia.
Era Modern
Pada era modern, Indonesia mengadopsi standar akuntansi internasional seperti International Accounting Standards (IAS) dan International Financial Reporting Standards (IFRS). Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan transparansi dan memfasilitasi perdagangan internasional.
Selain itu, prinsip akuntansi berbasis nilai adil juga diterapkan dalam pelaporan keuangan di Indonesia. Prinsip ini mewajibkan seperangkat dan kewajiban untuk diukur dengan nilai pasar yang adil pada saat pelaporan. Penggunaan nilai wajar memberikan informasi yang lebih relevan mengenai nilai aset dan kewajiban suatu entitas.
Teknologi juga memainkan peran penting dalam perkembangan akuntansi di era modern. Penggunaan perangkat lunak akuntansi memungkinkan proses akuntansi akuntansi dan meningkatkan efisiensi. Selain itu, penggunaan teknologi cloud computing memudahkan penyimpanan dan kolaborasi data akuntansi.
Perkembangan Terkini
Perkembangan teknologi digital memiliki dampak yang signifikan pada akuntansi dan profesi akuntan. Digitalisasi proses akuntansi memungkinkan penggunaan data dan analisis big data untuk mendukung pengambilan keputusan akuntansi. Otomatisasi dan integrasi data juga meningkatkan akurasi dan kecepatan pelaporan keuangan.
Namun, digitalisasi juga membawa tantangan baru bagi profesi akuntansi. Keamanan dan privasi data menjadi isu penting dalam akuntansi digital. Para profesional akuntansi juga perlu mengembangkan keterampilan digital agar dapat memanfaatkan teknologi dengan baik.
Dalam menghadapi era digital, peran profesional akuntansi juga mengalami perubahan. Selain sebagai pengolah data keuangan, akuntan juga berperan sebagai konsultan dan penasihat bisnis. Peningkatan kompetensi dan pembelajaran seumur hidup menjadi kunci dalam menghadapi transformasi digital ini.
Kesimpulan
Dalam perkembangannya, akuntansi telah mengalami berbagai fase perubahan dalam kurun waktu yang lama. Sejarah akuntansi telah menunjukkan bagaimana akuntansi berkembang dari sistem manual menjadi sistem digital yang terintegrasi. Teknologi menjadi salah satu faktor utama dalam transformasi akuntansi.
Tantangan dan peluang di masa depan akan terus muncul di bidang akuntansi. Teknologi akan terus berubah dan menghadirkan solusi baru dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, para profesional akuntansi perlu terus mengikuti perkembangan teknologi dan memanfaatkannya secara maksimal.
Sumber:
Hans Kartikahadi, Rosita Uli Sinaga, Ersa Tri Wahyuni, Sylvia Veronika Siregar, dan Merliyana Syamsul : "Akuntansi Keuangan berdasarkan SAK berbasisi FIRS"
https://ppmschool.ac.id/sejarah-akuntansi/
https://www.jurnal.id/id/blog/bagaimana-sejarah-perkembangan-akuntansi-di-indonesia-
Komentar
Posting Komentar